Lokomotif dengan penggerak mesin uap sudah mulai dipakai untuk
menarik rangkaian kereta atau gerbong sejak dibukanya jalur jalan rel
yang pertama di Indonesia, yaitu di Semarang antara Kemijen ke Tanggung
pada tahun 1867 sepanjang 26 km.Lokomotif yang digunakan adalah
lokomotif uap seri B1, yaitu lokomotif yang mempunyai 2 gandar roda
penggerak dan 1 gandar roda pengantar (idle)dan mempunyai tender
bergandar 3.Selanjutnya berbagai jenis lokomotif uap yg didatangkan dari
Eropa terutama dari Jerman, Belanda, juga dari Amerika, beroperasi di
berbagai perusahaan kereta api baik perusahaan swasta seperti NIS
(Nederlandsch Indische Spoorwegen) atau perusahaan pemerintah yaitu SS
(Staats Spoorwegen).
Lokomotif-lokomotif tersebut mempunyai daya sampai 1850 PK, misalnya lokomotif uap terbesar di Indonesia yaitu lokomotif tipe Mallet. seri DD 52.
Lokomotif-lokomotif tersebut mempunyai daya sampai 1850 PK, misalnya lokomotif uap terbesar di Indonesia yaitu lokomotif tipe Mallet. seri DD 52.
Lokomotif dengan tenaga
listrik juga mulai diperkenalkan sejak dibangun jaringan listrik antara
Jakarta-Bogor tahun 1925.Lokomotif yang dipergunakan adalah lokomotif
listrik dengan susunan roda 1B+B1 denga daya 1570 PK buatan AEG
(Allgemaine Electricitats Gesellschaft) Jerman.Sedangkan tipe yang lain
adalah 1 A-AA-A1 dengan daya 1500 PK, buatan Brown Boveri &
Co,Swiss.Pada tahun 1950-1951 pemerintah mengadakan modernisasi armada
lokomotif DKA saat itu dengan mendatangkan 100 lokomotif uap modern
buatan Krupp (Jerman) yaitu seri D 52 dengan daya 1600 PK dan 27
lokomotif diesel buatan GE-ALCO (Amerika Serikat).Lokomotif diesel
pertama Indonesia ini mulai berdatangan dan beroperasi pada tahun 1953
dan oleh DKA diberi nomer seri CC 200.Lokomotif dengan bobot 96 ton ini
berkekuatan 1600 HP dan dirancang untuk bisa melalui semua jalur utama
pulau jawa.
Pada tahun-tahun
berikutnya pemerintah tidak memesan lokomotif uap lagi dan mendatangkan
lokomotif diesel seri BB 200 buatan General motors (Amerika Serikat)
pada tahun 1957 dan pada tahun 1959 didatangkan lokomotif BB 300 dari
Krupp (Jerman).Sedangkan di Sumatra,khususnya untuk lintas jalan rel
bergigi di Sumatera Barat terakhir dibeli lokomotif uap pada tahun 1966
yaitu type E 10.Baru pada tahun 1976 mulai dibeli lokomotif diesel seri
bb 204 dari Swiss untuk menggantikan lok uap.Demikian selanjutnya armada
lokomotif diesel semakin bertambah untuk menggantikan lokomotif
uap.Baru sekitar tahun 1980 armada lokomotif uap sudah tidak beroperasi
lagi, kecuali lokomotif bergigi di museum KA Ambarawa.Sampai dengan
tahun 2008 lokomotif terakhir yang dibeli oleh PT.Kereta Api (persero)
adalah lokomotif CC 204 buatan PT.GE Lokindo untuk lintas Jawa dan
lokomotif CC 202 dari EMD General Motor Kanada.
Semoga informasi ini bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar